Israel Kembali Serang Kamp di Rafah Barat, 21 Orang Tewas
Rafah - Dalam eskalasi terbaru konflik yang sedang berlangsung, Israel terus melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi di sebelah barat kota Rafah di bagian selatan Gaza. Serangan terbaru ini telah mengakibatkan 21 orang tewas, menurut laporan badan pertahanan sipil Gaza. Serangan ini adalah bagian dari kampanye militer Israel yang telah berlangsung selama beberapa minggu, yang menargetkan wilayah yang dikendalikan oleh kelompok Hamas.
ilustrasi serangan israel di rafah |
Mohammad al-Mughayyir, seorang pejabat senior di badan pertahanan sipil Gaza, menyatakan kepada AFP pada Selasa (28/5/2024) bahwa 21 orang tewas dalam "serangan pendudukan yang menargetkan tenda-tenda pengungsi di sebelah barat Rafah". Serangan ini menambah daftar panjang korban jiwa di Gaza, yang sebagian besar adalah warga sipil.
Kelompok Hamas, yang menguasai Gaza, juga melaporkan bahwa serangan Israel telah menyebabkan "puluhan orang syahid dan terluka" di daerah tersebut. Sementara itu, tentara Israel, saat dimintai komentar mengenai kejadian ini, meminta koordinat serangan, menunjukkan sikap mereka yang enggan mengomentari langsung insiden tersebut.
Serangan pada hari Minggu yang lalu sangat menghancurkan, ketika Israel membakar sebuah kamp pengungsi yang penuh sesak di Rafah. Insiden tersebut menewaskan 45 orang dan memicu kemarahan global. Banyak negara dan organisasi internasional mengecam tindakan Israel, menyebutnya sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan meminta penghentian segera serangan terhadap warga sipil.
Kekerasan di Rafah telah meningkat sejak awal Mei, dengan Israel menggempur kota tersebut tanpa memperhatikan kekhawatiran internasional akan keselamatan 1,4 juta warga sipil Palestina yang berlindung di sana. Sebagai hasil dari serangan yang terus-menerus ini, sekitar satu juta warga sipil telah meninggalkan Rafah, menurut laporan badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) pada hari Selasa. Ini menciptakan krisis kemanusiaan besar, dengan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan bantuan mendesak.
Israel juga telah merebut sisi Palestina di perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza. Perbatasan ini adalah jalur vital bagi penduduk Gaza untuk mendapatkan kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan. Dengan merebut perbatasan ini, Israel memperketat blokade yang telah berlangsung lama, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di Gaza.
Sejak perang dimulai pada 7 Oktober, 1.170 orang di Israel telah tewas. Konflik ini juga diperparah oleh fakta bahwa Hamas menyandera 252 orang, dengan 121 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 37 orang yang menurut tentara Israel telah tewas. Kondisi ini menambah kompleksitas situasi dan menimbulkan ketegangan yang lebih besar antara kedua belah pihak.
Sebagai balasan atas serangan dari Hamas, Israel melancarkan serangan yang telah menewaskan sedikitnya 36.096 orang di Gaza, sebagian besar adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola oleh Hamas. Angka korban jiwa yang begitu tinggi mencerminkan skala kekerasan dan kehancuran yang terjadi di wilayah tersebut.
Reaksi internasional terhadap situasi ini sangat beragam. Beberapa negara dan organisasi internasional telah mengutuk serangan Israel, menyerukan agar diadakan gencatan senjata dan dialog untuk mengakhiri kekerasan. Namun, ada juga negara yang mendukung tindakan Israel sebagai langkah untuk mempertahankan diri dari serangan roket yang diluncurkan oleh Hamas.
Konflik yang berkepanjangan ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap warga sipil di kedua belah pihak. Di Gaza, banyak warga yang hidup dalam ketakutan dan kesulitan, dengan akses terbatas terhadap kebutuhan dasar seperti air bersih, listrik, dan layanan kesehatan. Anak-anak dan perempuan adalah kelompok yang paling rentan, sering kali menjadi korban langsung dari serangan atau mengalami trauma psikologis yang mendalam.
Sementara itu, di Israel, warga juga menghadapi ancaman serangan roket yang terus-menerus dari Gaza, yang menyebabkan kerugian jiwa dan kerusakan infrastruktur. Pemerintah Israel berusaha untuk melindungi warganya dengan sistem pertahanan seperti Iron Dome, tetapi ancaman tetap ada dan menimbulkan ketidakstabilan di seluruh negeri.
Situasi di Rafah dan Gaza secara keseluruhan memerlukan perhatian dan tindakan segera dari komunitas internasional. Penyaluran bantuan kemanusiaan yang cepat dan upaya diplomatik untuk menghentikan kekerasan harus menjadi prioritas utama. Hanya dengan demikian, harapan untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut dapat diwujudkan.
Sampai saat ini, masa depan konflik ini masih belum jelas. Namun, yang pasti adalah bahwa penderitaan warga sipil harus dihentikan, dan upaya untuk mencapai solusi damai harus terus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat.
Posting Komentar untuk "Israel Kembali Serang Kamp di Rafah Barat, 21 Orang Tewas"
Silahkan berkomentar dengan sopan
Posting Komentar